Selasa, 28 Juni 2011


BAB I
PENDAHULUAN

A.     KONSEP DASAR
1.      Pengertian
*       Hidrosefalus ialah penumpukan cairan serebrospinal di dalam ventrikel otak secara aktif. (Umar Kayan, 1994)
*       Hidrosefalus ialah suatu keadaan patologis yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan absorbsi, dengan / pernah disertai Tik yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruang-ruang tempat aliran cairan serebrospinalis. (Mata Kuliah Askep Anak, 2003)

2.      Etiologi
a.       Kelainan kongenital / bawaan
b.      Gangguan cairan cerebrospinalis
c.       Tumor otak
d.      Trauma lahir (perdarahan)
e.       Terinfeksi / proses radang.

3.      Patofisiologi
Hidrosefalus terjadi karena adanya gangguan absorbsi, obstruksi cairan serebrospinalis.

4.      Gejala klinis
a.       Pada bayi (sufura masih terbuka pada umur kurang dari 1 tahun)
-         Kelapa membesar
-         Sufura membesar
-         Fontanella kepala prominer
-         Mata kearah bawah (sunset phenomena)
-         Nistagmus horisontal
-         Perkusi kepala”cracked pot sign” atau seperti semangka masak
b.      Pada anak-anak yang sufuranya sudah tertutup, gejala kenaikan tekanan kronial lebih menonjol
-         Sakit kepala
-         Muntah
-         Mual
-         Hiperfleksi seperti kenaikan tonus anggota gerak
-         Gangguan perkembangan fisik dan mental
c.       Pada dewasa : tanda-tanda tekanan intrakranial meningkat pada dewasa dapat timbul “Normal pressure Hidrosefalus” akibat dari :
-         Pendarahan subarahnoid (SAH)
-         Meningitis
-         Trauma kepala
Dengan trias gejala :
-         Gangguan mental (dementia)
-         Gangguan koordinasi (ataksi)
-         Gangguan kencing (inkontinentia urin)

5.      Pemeriksaan dan Diagnosis
1.      Gejala klinis
2.      Pemeriksaan tambahan
a.       x foto kepala
-         tulang tipis
-         disproporsi kroniafasial
-         sufura melebar
b.      Transilium (pada bayi) penyebaran cahaya di luar sumber sinar lebih dari batas, frontal 2,5 cm, optikal 1 cm
c.       Pemeriksaan cairan serebrospinal, dengan cara aseptik melalui punksi vertikal / punksi fontanella mayor, menentukan :
-         Tekanan
-         Jumlah sel meningkat, menunjukkan adanya peradangan / infeksi
-         Adanya eritrosit menunjukkan adanya pendarahan
-         Bila terdapat infeksi, diperiksa dengan pembiakan kuman dan kepekaan antibiotik
d.      CT Scan kepala:
Keuntungan :
-         gangguan jelas
-         non traumatik
-         meramal prognose
-         penyebab hidrosfalus dapat diduga
e.       USG kepala : pada bayi


6.      Komplikasi
-         Alrofi otak
-         Hernisasi otak yang dapat berakibat kematian

7.      Penatalaksanaan
a.       Mengalirkan cairan serebrospinal dari rongga otak ke ruang lain dalam tubuh, dengan mempertahankan tekanan tertentu dalam vertikal.
b.      Menghilangkan penyebab hidrosefalus
Macam :
Drain ventikulo peritonial
Drain ventikulo atrial
*       Kontra indikasi
-         Infeksi daerah operasi
-         Kelainan jantung kongenital pada pemasangan drain ventikulo atrial
-         Endokarditis bakterial
*       Komplikasi drain
-         Abses
-         Peritonitas
-         Perforasi usus
-         Ileus
-         Hernia ingunalis
-         Layu jantung
-         Perforasi jantung, tamponade
-         Drain buntu
-         Pendarahan subdural

8.      Prognosis
Prognosis pada anak tergantung besarnya kecepatan perkembangan hidrocephalus, frekuensi komplikasi dan penyebab hidrocephalus. Sebagai contoh tumot-tumor ganas dapat menyebabkan mortalitas yang tinggi berhubungan dengan faktor-faktor komplikasi yang lain. Pada anak-anak perkembangan dan emosional seperti cemas, neorosis atau gangguan sikap anti sosial. Pada umunya hidrocephalus non infeksi menunjuk prognosis baik sedangkan hidrochepalus biasanya disertai dengan cerebral defect.


BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN


            Asuhan keperawatan merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam upaya memperbaiki dan memelihara Kx sampai ke tahap optimal melalui suatauu pendekatan yang sistematis untukn mengenal Kx untuk memenuhi kebutuhannya.

I.             PENGKAJIAN

A.     Pengumpulan Data

1.      Identitas
         Meliputi Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, pendidikan, bangsa / suku, bahasa yang digunakan, alamat, tanggal dan jam MRS.
2.      Keluhan Utama
         Pada umumnya Kx kepalanya membesar, nyeri kepala, mata besar, kelumpuhan anggota gerak, gangguan perkembangan, dsb.
3.      Riwayat Penyakit
a.       Riwayat Penyakit sekarang
            Menanyakan tentaang keluhan yang dialami kepada keluarga Kx mulai dari kapan terjadi.
b.      Riwayat Penyakit Dahulu
            Penyakit yang diderita saat kecil seperti batuk, pilek, panas. Pernah dirawat dimana, tindakan apa yang dilakukan, umur berapa saat membesarnya kepala.
c.       Riwayat penyakit Keluarga
            Tanyakan kepada keluarga Kx tentang didalam keluarga ada yang menderita penyakit yang diderita oleh klien seperti tumor otak atau tifoid kongenital didapatkan dari seseorang ibu hamil yang menderita demam tifoid dan menularkan kepad janin melalui darah.
4.      Riwayat Psikososial
Peran terhadap keluarga akan menurun yang diakibatkan oleh adanya perubahan kesehatan sehingga dapat menimbulkan psikologis klien dengan timbul gejala – gejala yang dialami dalam proses penerimaan terhadap penyakitnya.
5.      Pola – pola Fungsi Kesehatan
a.       Pola persepsi dan tata laksana hidup
            Pada umumnya klien / keluarga apakah keluarga mengerti tentang penyakit / kebiasaan hidup sehat dan dibawa kemana bila sakit.
b.      Pola nutrisi dan metabolisme
            Pada umumnya klien tidak mengalami gangguan pada pola nutrisinya.
c.       Pola eliminasi
            Pada klien hidrosephalus tidak mengalami gangguan
d.      Pola istirahat dan tidur
            Pada  umumnya klien Hidrophalus mengalami gangguan waktu tidur karena adanya cairan pada cerebrospinal (pre op) dan pada (Post op) Kx tidak mengalami gangguan pada pola istirahat dan tidur.
e.       Pola aktifitas dan latihan
            Pada umumnya klien mengalami gangguan dalam melakukan aktifitas.
f.        Pola Persepsi dan konsep diri
            Biasanya disebabkan karena klien mengalami gangguan dalam cara menerima gambaran dirinya.
g.       Pola sensori dan kognitif
            Pada umumnya klien daya penglihatan mengalami gangguan karena adanya cairan yang menumpuk pada otak. Sehingga terjadi pembsaran pada kepala, sedangkan pendengaran, penciuman, perabaan dan kognitif (daya pikir) tidak mengalami gangguan.
6.      Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi
-         Biasanya pada klien Hydrosephalus fontanella cembung, pyupil oedem, mata selalu melihat kebawah.
-         Pernafasan terganggu, sesak nafas, GCS, kecerdasan menurun (IQ < 70).
b.      Palpasi
-         Biasanya turgor kulit menurun.
-         Membran mukosa kering.
-         Vena terlihat jelas.
-         Pada kepala kulit tipis mengkilat.
c.       Auskultasi
-         Biasanya Bradikardi / nadi meningkat.
-         Tekanan darah naik.
d.      Perkusi
-     Pada klien Hydrosephalus apabila dilakukan perkusi perut tidak ada pantulan gelombang cairan.

B.     Analisa Data

Data yang dikumpulkan dikelompokkan, diidentifikasi sehingga memunculkan masalah diagnosa keperawatan berdasarkan urutan priorutas masalah.

II.          DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Ansietas berhubungan dengan ketidak pastian masa yang akan datang.
2.      Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan disfagia dan keletihan
3.      Resiko terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake kurang dan muntah – muntah akibat peningkatan tekanan intrakranial.

 

III.    PERENCANAAN

1.      Dx     : Tujuan sehubungan dengan ketidakpastian masa yang akan datang.
Tujuan : rasa cemas berkurang
KH : -    Keluarga dapat mengungkapkan kembali tentang penyakit pada
      anak dengan hidrocephalus dan penyakit-penyakitnya.
-         Keluarga/orang tua dapat segera mengambil tindakan bila terjadi kemungkinan yang timbul.
Rencana tindakan :
1.   Berikan penjelasan tentang penyakit pada anak dengan hidrocephalus dan tindakan pembedahan.
      R/ keluarga klien dapat mengerti tentang penyakit hidrocephalus.
2.   Terangkan dan tunjukan tanda-tanda pada anak dengan hidrocephalus yang bisa pula terjadi pada bayi.
      R/ diharapkan keluarga dapat mengetahui tanda-tanda pada anak hidrocephalus.
3.   Tunjukan penyakit-penyakit yang mungkin timbul dan akibat pemasangan ventrikulo peritoneal shunt.
      R/ dengan menunjukkan pada keluarga diharapkan mampu mengetahui penyakit-pernyakit yang timbul pada anak hidrocephalus.
2.      Dx     : Gangguan pemenuhan nutrisi berghubungan dengan disfagia dan
  keletihan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
KH   : - Pasien ditemukan tanda-tanda kekurangan nutrisi
           - Berat badan sesuai dengan usia.
Rencana tindakan :
1.      Jelaskan pada orang tua tentang kebutuhan nutrisi seimbang untuk anak yaitu dengan diet tinggi kalori dan tinggi protein, disajikan dalam bentuk cair atau lunak (sesuai umur).
R/ diet TKTP dapat menambah berat badan hingga dapat mencapai normal dan dapat mencegah kerusakan jaringan.
2.       Jelaskan tanda-tanda anak kekurangan nutrisi, antara lain berat badan yang tidak sesuai dengan usia dan pertumbuhan perkembangan terhambat dan anak mudah terserang penyakit.
R/ penimbangan secara berkala penting untuk memantau tumbuh kembang seorang anak.
3.      Berikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien susu cair, bubur halus, bubur kasar, makanan biasa.
R/ diet tersebut akan memudahkan proses pencernaan.
4.      Observasi tanada-tanda kekurangan nutrisi
R/ mencegah terjadinya kekuraangan nutrisi lebih lanjut.
5.      Menimbang berat badan setiap hari dan ukur lingkar lengan.
R/ sebagai pemantau tubuh kembang.
3.      Dx     : Resiko terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
  intake kurang dan muntah akibat peningkatan tekanan infrakranial.
Tujuan : Cairan tubuh dalam keadaan seimbang.

KH   : - Tidak terlihat tanda-tanda dehidrasi
           - Penambahan kebutuhan cairan cukup.
Rencana tindakan
1.      Jelaskan akibat kekurangan caiaran.
R/ mengetahui tanda-tanda kurang caiarn dan semua akibatnya.
2.      Kaji kembali tanda dehidrasi pada turgor kulit, mukosa mulut.
R/ mengetahui tanda-tanda dehidri.
3.      Berikan cairan peroral dan perental sesuai dengan kebutuhan.
R/ menggantikan cairan yang keluar.

IV.    PELAKSANAAN

   Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan realisasi dari pada rencana tindakan keperawatan yang telah  di tetapkan meliputi tindakan independent, dependent, interdependent, pada pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan validasi, rencana keperawatan, mendokumentasi renca keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan data. (Susan Martin, 1998)

V.     EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana. (Nasrul Efendi, 1995).



























DAFTAR PUSTAKA



  1. Efendi Nasrul, 1995. Pengantar Peroses Keperawatan, EGC, Jakarta.
  2. Kasan, Umar, 1994. Pedoman Diagnosa dan Te4rapi, LAB/UPF Ilmu Bedah, Surabaya.
  3. Lynda Juall Carpenito, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, UI, Jakarta.
  4. Sumisati, ME, 2003. Asuhan Keperawatan Penderita Anak Dengan Hydrosefalus.
  5. Tucker, Susan martin, 1998. Standar Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.

1 komentar:

yakovjacobo mengatakan...

The End of a Medieval Era - Titanium Art, Design, & Construction
The End of a Medieval Era, featuring ceramic vs titanium curling iron the production of wood statues, head titanium ti s6 statues, babyliss nano titanium flat iron mosaics, and black titanium wedding band mosaics. micro touch trimmer

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 ASKEP KOE. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.